Senin, 02 April 2012

Renungan Malam


 
Apa kabar sahabatku...?? Lama sekali kita tak jumpa dan tak bertegur sapa lewat goresan tinta. Saya yakin… bukan karena kebencian diantara kita. Melainkan rutinitas kesibukan yang telah menjebak kita. Ada yang kerja, kuliah, ada yang sekolah atau aktivitas lainnya. Sebaliknya, ukhuwah yang terajut bukan terjalin karena kepentingan tertentu melainkan keyakinan kita tentang hakikat aqidah Islam.

Satu hal sebagai bahan renungan kita di bulan nan mulia ini. Yaitu… merenungkan indahnya malam pertama. Sebuah malam yang pasti akan kita lalui. Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata. Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam dan Hawa
Justeru malam pertama ‘perkawinan’ (pertemuan) kita dengan Sang Maut. Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara.

Hari itu...setiap mempela…sangat dimanjakan. Mandipun...harus dimandikan. Seluruh badan kita terbuka. Tak ada sehelai benangpun menutupinya. Tak ada sedikitpun rasa malu pada diri kita.
Seluruh badan digosok dan dibersihkan. Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang – lubang itupun ditutupi kapas putih. Itulah sosok mempelai. Itulah sosok kita nantinya....sahabatku.

Setelah dimandikan...,Kitapun dipakaikan gaun cantik berwarna putih. Kain itu ...jarang orang memakainya..sahabatku. Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan.
Wewangian pun ditaburkan ke baju kita...karena memang tercium busuk dalam tubuh ini!
Bagian kepala..,badan..., dan kaki pun diikatkan. Orang-orang pun mendekati kita, bermaksud memberikan do’a perpisahan dan ampunan. Tapi, bukan do’a perpisahan yang didendangkan oleh brother nasyid. Kita akan memulai hidup yang baru & mandiri. Tataplah....tataplah...sahabatku, itulah wajah kita.

Keranda pelaminan pun menghampiri kita...Sebuah keranda yang langsung disiapkan untuk Pengantin yang bersanding sendirian...akhirnya…kita diarak keliling kampung bertandukan tetangga. Terlihat dari mereka berwajahkan letih. Mungkin, karena beratnya mempelai. Entah, kenapa tubuh ini bertambah berat tatkala menuju rumah baru itu.

Tubuh ini pun diiringi langkah gontai seluruh keluarga. Serta rasa haru para handai taulan. Begitu pula alam. Hujan mulai membasahi bumi. Petir pun tak ketinggalan menyemarakkan suasana.. Bahkan pepohonan besar bergoyang cepat. Mengapa alam berubah ketika mempelai mulai memasuki halaman rumah baru kita.

Mungkin, tak pernah terbayang oleh kita, tatkala sanak keluarga dan kerabat mulai memasukkan kita ke dalam lubang bernama liang lahat. Pintu rumah baru. Sahabat… satu persatu papan penutup, diletakkan di atas tubuh ini. Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah kudus mengiringi. Akad nikahnya bacaan talkin...Berwalikan liang lahat.. Saksi - saksinya nisan-nisan..yang tlah tiba duluan. Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan. Sungguh pesta yang romantis sekali.

Akhirnya.....Tibalah masa penganti Menunggu dan ditinggal sendirian...Tuk mempertanggungjawabkan seluruh langkah kehidupan. Malam pertama bersama KEKASIH…Ditemani bantal bundar terbuat dari bahan yang sama dengan kita. Ditemani rayap - rayap dan cacing tanah. Di kamar pun bertilamkan tanah… Dan ketika 7 langkah tlah pergi....Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat...Kita tak tahu...dan tak seorangpun yang tahu...tentang kondisi saat itu.

Ketika di dunia...
Anehnya kita tak pernah galau ketakutan seperti di malam pengantin sahabatku
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima saat itu. Di dunia Kita sungkan sekali meneteskan air mata...Seolah barang berharga yang sangat mahal...di dunia. Dan DIA Menetapkanmu ke syurga…Atau melemparkan dirimu ke neraka.
Tentunya kita berharap menjadi ahli syurga...
Tapi....tapi ....sudah pantaskah sikap kita selama ini...Untuk disebut sebagai ahli syurga ???

Sahabat...mohon berikan maaf mu pada ku..
Jika malam itu engkau tak menemaniku. Aku akan berusaha yakin bahwa engkau bukan tak setia...Bukan pula engkau berkhianat....
Tapi ku sadar itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan. Aku berharap, jika malam itu datang pada ku, engkau akan mendo’akanku. Karena ...aku tahu engkau sungguh menyayangiku...Rasa sayangmu padaku lebih dari apa yang aku duga. Aku berdoa...semoga kau jadi ahli syurga. Sama seperti doaku.
Amien

Sahabat....., jika ini adalah bacaan terakhirmu dan untaian kata terakhirku. Jika ini adalah renungan peringatan dari Kekasihmu. Ambillah hikmahnya...dan maafkan aku....Terlebih jika aku harus mendahuluimu. Sahabatku..., ketika malam itu telah tiba pada diriku...Ikhlaskan & maafkan seluruh khilafku. Yang pasti pernah menyakiti atau mengecewakanmu

Sahabat..., jika hari ini adalah hari terakhir ku, ku berharap padamu agar engkau senantiasa mendoakanku... Jika hari ini adalah hari terahir kita berjumpa...harapanku...lupakan kenangan di setiap detik perjuangan kita. Dan jika hari ini adalah Ramadhan terakhirku untuk merangkai kata-kata maka ambillah manfaat dari pesan ini. Karena inilah mungkin pesan terakhirku.
Silakan sebarkan dan kau simpan sebagai renungan...Siapa tahu ...suatu saat kau ingat padaku. Entah ingatan itu terjadi Di tidurmu, di mimpi-mimpimu, di lamunan atau doamu atau aktivitas apapun.
Dan...saat aku tlah di alam lain....Tiga hal pintaku padamu...Tolong doakan aku....ingat kebaikan ku...hapuskan memori kesalahan ku padamu

(Dari sahabatmu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar