Selasa, 03 April 2012

Mengapa Harga Minyak Mentah Indonesia Lebih Mahal?

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menetapkan formula harga minyak mentah Indonesia (ICP) lebih tinggi dibanding harga minyak dunia. "Penetapan harga semacam ini karena kualitas minyak Indonesia lebih bagus dibanding minyak internasional," kata Deputi Pengendali Operasi Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Rudi Rubiandini, Selasa, 3 April 2012 kemarin.

Dia menjelaskan formula harga minyak mentah di seluruh dunia berbeda-beda. Untuk perbandingan, biasanya pasar menggunakan acuan perbandingan harga minyak di New York Mercantile Exchange (NYMEX), Bloomberg, dan Brent London. Harga Brent paling tinggi dibanding acuan harga lainnya. "Nah, harga ICP biasanya lebih tinggi US$ 5-10 per barel dibanding Brent."

Untuk harga ICP, Rudi melanjutkan, pemerintah dan kontraktor sepakat menggunakan formula harga: 50 persen Platts ditambah 50 persen RIM Intelligence Co. Dari jumlah ini kemudian diambil harga rata-rata. Platss dan RIM dipilih karena kedua lembaga itu dinilai independen.

RIM adalah penyedia data independen pasar minyak di Jepang. Adapun Platts adalah lembaga penyedia informasi tentang energi paling berpengaruh di dunia yang berpusat di Singapura.

Menurut Rudi, minyak berkualitas tinggi biasanya bersifat ringan dan mudah diolah untuk dijadikan bahan bakar, seperti Premium atau Pertamax. Sementara itu, minyak tak ringan diolah menjadi minyak tanah.

Director of the Center for Petroleum and Energy Economics Studies, Kurtubi, mengatakan tingginya harga minyak mentah di Indonesia disebabkan masih tingginya permintaan. "Tapi pasokannya kurang karena produksi sedang turun, sehingga ICP tetap tinggi," ujarnya.

Acuan harga Platts dan RIM, menurut Kurtubi, karena kedua lembaga ini menghitung harga minyak untuk pasar Asia. "Selain itu, Platts dipilih karena ada beberapa harga minyak Indonesia yang dipublikasikan di sana, seperti Minas."

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo menjamin harga ICP sudah dihitung secara terbuka. Dia menambahkan, penghitungan harga minyak juga mempertimbangkan unsur biaya produksi, bagian pemerintah, dan bagian kontraktor. "Tidak mungkin harga minyak hanya berdasarkan produksi. Minyak adalah komoditas jual-beli."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar