Sabtu, 29 September 2012

Sahabat itu... #1

Tak perlu puitis menjelaskan semua ini. Karena beginilah hidup. Seperti kehidupan didalam bus kota. Disuatu waktu bus berhenti mengangkut penumpang dan kita pun bertemu dengannya. dan dilain waktu karena tujuan berbeda kita pun berpisah dengan penumpang tersebut. 
Jadi, ini bukanlah menyerah. Bukan tak peduli. Tapi hanya berusaha mengikuti kemauan yang pernah "terbaca". Berusaha memantaskan diri untuk tidak pantas. Berusaha tidak menambah hati yang kecewa. 
Tetaplah yakin, selama diam diterjemahkan dalam doa. Meski diam diterjemahkan dalam tatapan malam ke rembulan. Tidak ada yang tidak mungkin. Selama kita beratapkan langit, berplanetkan bumi..Semua kebingungan ini kan berakhir. 
Dan..sebelum terlambat, satu pesan yg harus disampaikan. Jika dikemudian hari kamu hubungi aku, namun tak pernah ada jawaban, datanglah kesini.Bicaralah dengan jujur dan tulus kepada nisanku, karena mungkin aku sudah tak ada lagi didunia ini untuk menemanimu. Sekalipun, 1 tahun terakhir hanya menjadi teman dalam doaku.