Berikut ini kutipan beberapa
paragraf –dari puluhan file- yang
penulis dapatkan dari pemberian seorang sahabat berhaluan sosialis. Demi menjaga
kemurnian fikroh Islam, beberapa
paragraph di bawah ini telah dilakukan perubahan seperlunya. Sungguh, ini kian
menambah kesadaran penulis bahwa setiap aktivis dakwah/pejuang sejati juga mesti
selalu bergerak karena dorongan ideologi.
Dalam
sebuah rapat organisasi, seorang kawan yang kecewa dengan ketidaktifan kawan
lainnya dalam menjalankan agenda-agenda organisasi yang telah disepakati
berujar, "Akar masalah dari ketidakatifan kader akibat lemahnya keyakinan
ideologi." Ia pun mengutip ungkapan
Vladimir Lenin, "Setiap tindakan harus dicek ideologinya."
Sang
kawan ini pantas kecewa.
Sebab, kekecewaan telah berkali-kali dialaminya. Agenda-agenda organisasi yang disepakati
tidak berjalan karena para mantan peserta rapat itu tidak melaksanakan
keputusan tersebut. Ketika diadakan rapat evaluasi, seribu satu macam alasan
meluncur bagaikan air bah: sibuk kerja, tak punya ongkos, sibuk kuliah, sibuk urusan keluarga, situasi obyektif
telah berubah, gejala umum gerakan dan sebagainya. Tapi, kawan kita ini
tak mudah percaya dengan beribu alasan yang terus melingkar-lingkar itu.
"Itu hanya alasan thok, karena agenda yang disepakati sangat minimalis, sesuai kemampuan kader. Kalau yang
minimalis tak juga dilaksanakan, kenapa harus berlindung dibalik alasan teknis?
Lagi pula, semua orang punya masalah masing-masing. Tapi kenapa yang lain bisa yang lain
tak bisa? Ini masalah ideologi kawan. Sekali lagi ideologi!"
Definisi Ideologi
Filsuf
Perancis, Antoine Destutt de Tracy (1754-1836), yang pertama kali menciptakan
istilah "Ideologi" pada 1796, mendefinisikan ideologi sebagai ilmu
tentang pikiran manusia (sama seperti biologi dan zoologi yang merupakan ilmu
tentang spesies) yang mampu menunjukkan jalan yang benar menuju masa depan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ideologi
dapat didefinisikan sebagai,
1.
Kumpulan
konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah
dan tujuan untuk kelangsungan hidup.
2.
Cara
berpikir seseorang atau suatu golongan
3.
Paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program
sosial politik
Secara umum, ideologi adalah pemikiran yang paling
asasi yang melahirkan pemikiran-pemikiran turunan (Ismail, 1958). Pemikiran
mendasar ini dalam konteks modern terdiri atas materialisme, sekulerisme dan
Islam. Pemikiran mendasar yang benar tentu berisi tentang manusia, alam
semesta, dan kehidupan serta apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia;
berikut keterkaitan ketiganya dengan kehidupan sebelum dan sesudah dunia ini.
(Abdullah, 1990). Pemikiran mendasar inilah yang kemudian melahirkan pemikiran
cabang yang memiliki seperangkat aturan. Aturan tersebut difungsikan untuk
mengatur problematika manusia. Aspek politik, social, ekonomi, pendidikan,
militer dan sebagainya. Dengan ungkapa yang lebih spesifik, ideologi dapat
didefinisikan sebagai keyakinan rasional yang melahirkan seperangkat peraturan
tentang kehidupan. (An-Nabhani, 1953)
Ada 3 ideologi di dunia,
Kapitalisme, Komunisme dan Islam. Ketiga nya disebut ideologi karena, mempunyai
konsep dasar dan cara penerapannya serta bersifat menyeluruh menyangkut seluruh kebutuhan dan
keperluan manusia.
Realitas Ideologi
1.
Materialism-Komunisme
Materialisme
memandang alam semesta, manusia, dan kehidupan sebagai materi belaka. Alam
adalah wujud tunggal yang tidak pernah diciptakan Tuhan dan manusia manapun. Ia
telah ada, selalu ada dan selalu ada sebagai api yang terus menyala selamanya.
(Vladimir Ilich, 1870-1924). Oleh karena itu, ideolog Komunisme pada dasarnya
mengingkari keberadaan Tuhan (atheis). Keyakinan tentang Tuhan dianggap
berbahaya bagi kehidupan manusia.
Dalam
perspektif rasio, dengan mengingkari eksistensi pencipta, ideologi ini jelas
tidak rasional/memuaskan akal. Meskipun disebutkan sebagai ideologi anti-Tuhan,
pada dasarnya tetap ada naluri ‘menuhankan’ sesuatu. Faktanya, pengemban atheis
komunis hanya mengalihakan pengagungan sang Pencipta menjadi ke manusia.
2.
Sekulerisme-Kapitalisme
Sekulerisme pada dasarnya mengakui keberadaan Tuhan.
Namun, tidak untuk memiliki otoritas mengatur kehidupan. Dengan kata lain,
sekulerisme adalah pemisahan aturan agama dalam kehidupan. Dari definisi ini
tidak heran jika ideolog Kapitalisme tidak menyetujui adanya penyatuan antara
agama dan negara.
Pemahaman seperti ini berdampak pada sikap manusia
untuk membuat aturan sendiri. Padahal, manusia memiliki keterbatasan untuk
memahami hakikat dirinya sendiri. Apalagi orang lain. Sebab, yang tahu hakikat
manusia adalah pencipta manusia itu sendiri yaitu Tuhan, Allah swt.
Fakta kapitalisme bisa dilihat saat ini. Karena,
ideologi inilah yang menjadi penguasa dunia. Kapitalisme telah menjalar ke
banyak negara, termasuk negeri muslim. Banyak penderitaan dan penindasan karena
ideologi satu ini. Ada benarnya ketika ideolog Komunisme, Marx dan Engels bicara
tentang ideologi, mereka
bicara dalam konteks masyarakat kapitalis. Suatu sistem masyarakat yang mereka yakini terbagi
menjadi
dua kelas: borjuis dan proletariat. Saat yang dibicarakan mereka, ideologi
masyarakat kapitalis, mereka berbicara tentang kesadaran palsu yang mendominasi
masyarakat kapitalis. “Ideologi
yang dominan dalam setiap masa adalah ideologi kelas berkuasa," demikian
ujar Marx. Ideologi kelas
berkuasa adalah barisan para pemodal yang banyak uang, yang mampu menguasai
dunia dan manusia dengan uang, yang melahirkan banyak masalah karena ketiadaan
uang pada mereka yang tidak memiliki uang.
3.
Islam
Islam
meyakini eksistensi Tuhan sebagai pencipta dan pengatur alam, manusia dan
kehidupan. Keyakinan atas otoritas inilah yang melahirkan keyakinan bahwa Tuhan
secara mutlak menjadi pembuat hukum atau aturan. Sedangan manusia hanyalah
pelaksana. Dari pemahaman ini pula yang menyebabkan Islam menjadi ideologi yang
rasional. Karena, selain secara akal manusia mampu meyakini eksistensi Tuhan,
dengan akal pun bisa membuktikan bahwa Allah swt telah menurunakan wahyu-Nya
melalui manusia, Rasulullah saw.
Dengan
rasionalitas ideologi ini, Islam amat sangat wajar untuk menjadi satu-satunya
solusi bagi masalah manusia yang terjadi saat ini. Sehingga, tidak wajar dan
masuk akal jika ada seorang muslim yang menunda, bersabar, bahkan menolak
diterapkannya kembali ideologi Islam di dunia. Termasuk di Indonesia.
Dakwah Ideologis
Pada dasarnya, dakwah ideologis dimaksudkan sebagai
seruan dakwah agar suatu ideologi (Islam) bisa diterapkan. Dakwah ideologis
dilakukan dengan menjadikan Islam sebagai problem
solving dan leader. Dakwah
ideologis pun hanya bisa dilakukan manusia pilihan. Manusia akhir zaman,
manusia terasing yang sedikit ‘jumlah’ nya namun berjuang dan bergerak atas
dasar ideologi yang diemban. Yaitu, ideologi Islam.
Tidak sekedar itu, dakwah ideologis tidak mengenal
perubahan parsial dalam pergerakannya. Karena pengembannya yakin, perubahan
parsial hanyalah menambah luka menjadi lebih sakit dan permanen. Pengemban
dakwah ideologi tahu betul, permasalahan yang terjadi akibat tidak diterapkan
sistem yang lahir dari ideologi. Sehingga, mereka sadar sekali, bahwa solusi
masalah bukan dengan memperbaiki perilaku individu, mendirikan organisasi
pendidikan/social, atau melakukan aktivitas social. Melainkan dengan diterapakn
sistem yaitu syariat Islam dalam institusi negara Islam pula.
Demi menjalankan
dakwah ideologis, sang pengemban memiliki karakteristik luar biasa. Bukan
menjadi manusia biasa. Pemikirannya ideologis dan revolusioner. Sebab, negara
dan sistem yang mereka rindukan adalah negara dan sistem revolusioner. Yang
nantinya menerapkan dan menyebarluaskan secara menyeluruh ideologi. Jiwa
ideolognya seperti mesin. Pada saat tertentu, ia mampu membakar dan memanasi
sekitarnya. Dilain waktu, istirahat mereka disebabkan takut dan merasa hina
pada Allah swt. Tentu karena kesadaran tinggi atas apa yang sudah dilakukan
untuk dunia.
Wahai
pemuda Islam…
Khilafah Islamiyah sifatnya
harga mati bagi kaum Muslimin. Mulai dari ujung timur hingga barat, utara
hingga selatan dunia! Khilafah Islamiyah-lah satu-satunya solusi agar ideologi
Islam bisa diterapakan secara revolusioner. Oleh karena itu, demi meraih janji
Allah dan Rasul-Nya, yang hendak dilakukan adalah bukan sikap menunggu, diam
apalagi apatis!
Mari bergabung bersama
gerakan revolusioner. Yang didalamnya ada profesi revolusioner
yang telah atau sedang dan yang akan digeluti untuk membebaskan rakyat dari penindasan sistem. Kapitalisme maupun Komunisme. Namun,
penghisapan kaum penindas akibat
diterapkannya sistem tersebut memerlukan panduan berupa pemikiran yang benar.
Oleh karena itu, Adagium
Rusia berkata: " Tidak ada gerakan revolusioner tanpa teori revolusioner
“, adalah benar tentunya.
Referensi :
An-Nabhani, Taqiyuddin. 1953. Nizham alIslam. t.p, al Quds
Iskandar, Arif B. 2010. Tetralogi Dasar Islam (Pelengkap ‘Materi Dasar Islam’). Al-Azhar
Press : Bogor.
Siauw, Felix. 2009. Ideologi dan Ideolog.ppt
_______. 2008.
Tentang Ideologi.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar