Senin, 02 April 2012

Nasrin Sang Dokter Jamu

Lelaki berwajah mirip Obama ini saat kecil bercita-cita menjadi dokter. Namun karena kemiskinan keluarganya impian itu kandas. Lulus SMP ia meninggalkan Dompu Nusa Tenggara Barat merantau ke Makassar untuk menjadi petugas cleaning service. Profesi itu  ia jalani sembari berjualan jamu.

Kendati lelaki bernama Nasrin H. Muhtar ini bukan karyawan sales di perusahaan jamu tersebut, penjualannya melebihi tenaga sales yang direkrut oleh perusahaan. Tidak heran bila akhirnya Nasrin kecil dilamar menjadi karyawan di perusahaan itu. Prestasinya terus bersinar hingga akhirnya ia meraih jabatan sebagai wakil direktur. Bukan hanya itu, lelaki inipun sukses mencetak prestasi lain, yaitu menyelesaikan kuliah yang dari dulu memang diimpikannya.

Walau bercita-cita menjadi dokter tetapi ia mengambil kuliah bukan di Fakultas Kedokteran. Untuk hal ini Nasrin menjelaskan, “Saya tetap menjadi dokter walau tidak kuliah di fakultas kedokteran. Saya menjadi dokter jamu. Lihatlah plat mobil saya DR 74MU.”

“Yang penting lagi, impian saya menyehatkan orang tercapai, walau tidak lulus dari fakultas kedokteran,” kata Nasrin sambil tertawa. Ya, Nasrin kini adalah pengusaha Jamu Sasambo di Mataram NTB.

Baktinya kepada orang tuanya juga patut dicontoh. Ia pernah memberangkatkan haji orang tuanya. Ada cerita menarik ikhwal yang satu ini. Hingga satu hari sebelum berangkat orang tuanya masih sakit. Setelah ditanya oleh Nasrin orang tuanya menjawab, “Saya heran kok bisa berangkat haji dan tidak harus menjual apa-apa. Orang lain bila hendak ke Tanah Suci harus menjual tanah dan sebagainya. Saya satu kaki ayampun tak ada yang dijual. Semua diberi oleh anakku, apakah ini boleh?”

Dengan mantap Nasrin menjawab, “Bapak, jangankan uang, andai 2/3 nyawa dan energi bisa saya berikan kepada bapak sayapun rela asal bapak bisa ke Tanah Suci. Berangkatlah pak ke Tanah Suci dengan tenang. Andai bapak harus meninggal di sanapun saya sudah ikhlas. Tetapi tentu saya lebih bahagia Andai bapak pulang sehat wal’afiat.” Nasrin kemudian memeluk dan mencium bapaknya.

Ajaibnya, kurang lebih satu jam dari kejadian itu, bapaknya Nasrin sehat wal afiat dan berangkatlah ia ke Tanah Suci. Sepulang dari Tanah Suci bapaknya sakit-sakitan. Penyembuhannya di bawa ke dokter? Tidak. Nasrin membuatkan kandang bebek dan memberinya 100 ekor bebek yang sudah siap bertelur.

Ternyata, setelah aktif beternak bebek, bapaknya Nasrin sehat dan bugar. Kok bisa? “Dengan beternak bebek bapak bisa memberikan telur-telur bebeknya itu kepada cucu dan tetangga setiap hari. Hal itu ternyata membahagiakan. Perasaan bahagia itulah yang membuat bapak saya menjadi lebih sehat. Ia merasa hidupnya lebih berarti dan punya makna.” Kenang Nasrin dengan mata berkaca-kaca.
Nasrin memang gagal meraih gelar dokter. Akan tetapi terbukti ia mampu mengobati banyak orang dengan caranya sendiri.

Nasrin juga membuktikan tidak harus punya gelar dokter untuk bisa menyembuhkan orang. Melalui bahan-bahan yang dianggap sampah (akar-akar tumbuhan dan bahan lain) Sekertaris Umum HIPMI dan aktivis komunitas Tangan Di Atas ini mengolahnya menjadi jamu yang menyehatkan. Mantan petugas cleaning service ini pun sukses mengembangkan bisnisnya hingga beromzet ratusan juta rupiah setiap bulan.

Salam SuksesMulia!

Sumber : http://www.jamilazzaini.com/nasrin-sang-dokter-jamu/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar